Thursday, March 24, 2016

Di AS, Uber cari 'hacker bayaran' yang mampu retas aplikasi mereka


Aplikasi yang menyediakan jasa transportasi, Uber, memang sedang banyak dibicarakan di Indonesia. Di tengah banyaknya kecaman yang ditujukan ke aplikasi tersebut, di negara asalnya, Amerika Serikat, Uber justru 'mengundang' para hacker.

Dilansir dari Business Insider (22/3), Uber yang baru merilis peta teknis dari sistem komputer dan komunikasinya tersebut, mengundang para hacker untuk meretas sistem mereka. Para hacker akan mendapat uang imbalan jika mereka dapat menemukan kelemahan dari sistem tersebut. Hal semacam ini terkenal dengan sebutan 'hacker bayaran.'

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar pun kini bergantung pada pegiat komputer independen untuk memperkuat sistem mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa membuat sistem yang lebih 'terbuka,' justru membuat sistem tersebut menjadi aman, sama seperti pemikiran yang sudah lama dianut oleh pergerakan software open-source.

Software dari Uber ini memberikan detil dari infrastruktur perusahaan. Sehingga dengan diundangnya 'hacker bayaran,' mereka diharap bisa mengidentifikasi apa saja data yang mungkin dapat terekspos secara tidak sengaja, dan menyarankan tipe kekurangan apa saja yang mungkin dapat ditemukan.

HackerOne, pihak yang mengurus program hadiah dari Uber, menyatakan bahwa hal ini jarang dilakukan oleh perusahaan dengan sistem software 'closed-source.'

"Ini adalah tingkat kepercayaan diri yang tidak dapat ditemukan di berbagai perusahaan berbasis sistem closed-source, dan saya sangat berharap yang lain bisa mengikuti," ungkap ALex Rice, kepala divisi teknologi dari HackerOne.

HackerOne adalah satu dari sekian banyak startup yang membantu memperkuat proses keamanan independen, dengan cara mengidentifikasi berbagai kesalahan pemrograman, sebelum hacker kriminal atau 'pengintai' mengetahuinya terlebih dahulu. Mereka memiliki posisi sebagai perantara antara peneliti dan perusahaan, yang memeriksa berbagai 'bug' yang ditemukan.

Hal ini jauh membedakan masa sekarang dengan zaman dahulu, di mana para hacker yang 'mengulik' sebuah software dihantui ketakutan akan tuntutan hukum. Namun sekarang, mereka justru membuat firma atau startup, layaknya HackerOne, untuk membantu perusahaan besar memperbaiki sistem keamanannya.

No comments:

Post a Comment

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online