Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrut datanglah burung pipit yang bolak-balik mengambil air dan meneteskan air itu diatas api yang membakar Nabi Ibrahim AS.
Cicak yang melihatnya tertawa... hai pipit bodohnya yang kau lakukan itu.. paruhmu yag kecil hanya bisa mengahsilkan beberapa tetes air saja.. manalah mungkin bisa memadamkan api itu wahai cicak.. memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api sebesar itu.. tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai di zalimi. Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api atau tidak.
Cicak terus tertawa.. dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim AS. Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim AS tapi Allah melihat dimana ia berpihak.
Hikayat ini terjadi sekarang dan akan terus berulang saat Alquran dibenci seorang kafir dihinakan Aku bertanya kepadamu sahabat dimana kamu berpihak?memang pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah.
Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak.
No comments:
Post a Comment